Rayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945, Umat Hindu di Pulau Rote Gelar Pawai Ogoh-ogoh
MAKNA HARI SUCI NYEPI
Om swastyastu
Om awighnam Astu Namo Siddham
Om sidirastu tat astu svaha.
1. Hari Raya Nyepi adalah momentum Perayaan Tahun Baru Saka
“Pada hakekatnya Hari Nyepi adalah rangkaian upacara dalam rangka peringatan menjelang tahun baru Saka bagi umat Hindu.
Tahun Saka berasal dari istilah masyarakat Hindu yang bermukim di lembah Sungai Sindhu (sekarang lebih dikenal dengan nama Sungai Indus), India.
Pada 78 masehi silam di masa pemerintahan Raja Kaniska I, masyarakat di lembah Sungai Indus mengubah tatanan masyarakat menjadi penuh kedamaian, dari sebelumnya berlangsung perang secara terus menerus. Keberhasilan tersebut menjadi tonggak sejarah peringatan tahun baru Saka. “Sejarah penting inilah yang menginspirasi peringatan Hari Raya Nyepi, selaras dengan tujuan perubahan yang dilakukan Raja Kaniska I, termasuk perayaan Nyepi yang diselenggarakan masyarakat Hindu di Indonesia”.
2. Hari Raya Nyepi adalah momentum Evaluasi Diri
Peringatan tahun baru menjadi momentum bagi umat Hindu untuk melakukan evaluasi atas kehidupan yang kita lalui selama setahun yang lalu. Setelah melakukan evaluasi diri, umat Hindu diharapkan menjadi pribadi yang lebih baik dalam tahun mendatang. “Kejelasan gambaran hidup tersebut, memungkinkan kita mencanangkan program atau resolusi untuk kehidupan tahun yang akan datang ke arah yang lebih baik, lebih positif dan lebih kondusif, damai dan sejahtera,”
3. Hari Raya Nyepi identik dengan Suasana Hening
Dalam rangka evaluasi diri tersebut, umat Hindu memerlukan suasana hening, sepi, dan tenang sehingga dapat melakukan renungan, kilas balik, dan introspeksi terhadap kehidupan yang telah berlalu. Proses tersebut disebut dengan mulatsalira.
“Ibarat kita melihat bayangan bulan di tempayan berisi air atau di laut. Pada air yang tenang, kita akan menemukan bayangan bulan tersebut secara utuh dan sesungguhnya”.
4. Hari Raya Nyepi adalah momentum Penyucian Bhuana Alit dan Bhuana Agung
Makna Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu adalah menyucikan bhuana alit (diri manusia) dan bhuana agung (segala sesuatu yang berada di luar diri manusia)
Adapun proses penyucian bhuana alit dilakukan dengan melaksanakan CATUR BRATA PENYEPIAN.
Catur Brata berarti pengendalian diri yang terdiri dari empat hal antara lain:. Amati Karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian),dan Amati Lelanguan (tidak bersenang senang termasuk Tidak Makan dan Tidak Minum (Upawasa). Upawasa adalah bagian dari prosesi penyucian diri oleh karena kita menahan hawa nafsu pada saat berpuasa tersebut.
Sementara, penyucian bhuana agung dengan melaksanakan upacara Melasti di laut atau sumber air suci. “Upacara Melasti adalah Simbolis untuk menghanyutkan semua kekotoran dunia dan penderitaan manusia ke laut, serta memohon tirta amerta atau kehidupan kepada Dewa Baruna sebagai penguasa laut, agar manusia dianugerahkan hidup rukun, damai, panjang umur, dan sejahtera”.
Upavāsa berasal dari akar kata upa dan vasa; Upa artinya dekat, dan vasa artinya tinggal. Upavāsa artinya praktik pengendalian diri dalam segala hal, khususnya pengendalian indria-indria agar tidak terlalu bebas bersentuhan dengan objek-objek indria, sehingga dengan demikian orang akan bisa datang mendekat pada Tuhan. Upavāsa yang dalam bahasa Indonesia menjadi puasa dikenal sebagai pengendalian diri terhadap makanan dan minuman.
Pepatah mengatakan “anda adalah apa yang anda makan”, you are what you eat. Orang akan dibentuk menjadi apa dan bagaimana oleh makanan yang dimasukkan ke dalam tubuhnya sebab makanan itulah yang akan menjadi apa dan bagaimana orangnya nanti.
Puasa berhubungan erat dengan pengekangan dan pengendalian indria-indria. Ketika orang menahan diri, mengekang indria, dan mengendalikan indria-indria tersebut kepada tujuan yang dituju, maka diam-diam dalam diri orang tersebut akan timbul kekuatan “cipta shakti” yang membantu terbukanya masa depan cemerlang. Kekuatan “cipta shakti” tersebut akan meminggirkan segala jenis halangan yang menghalang di depan dan kemudian menciptakan masa depan yang gemilang.
Upavāsa mengarahkan orang menjadi semakin dekat dengan Tuhan dan bukan menjadi semakin lengket dengan ikatan badani. Upavāsa membentuk jiwa yang kuat dan mulia. Hanya jiwa yang kuat dari tempaan puasa yang akan mengangkat hidup manusia ke tingkat manusia sejati, manusia yang terbentuk jiwa raganya dengan sempurna.
Demikian renungan singkat Makna Hari Suci Nyepi Saka Warsa 1945, 22 Maret 2023
Mari kita Rayakan Hari Suci Nyepi ini dengan penuh damai, mohon maaf atas segala kesalahan yang pernah terjadi diantara kita selama ini,
Semoga atas asung kerta waranugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa kita sekalian memperoleh berkah yang melimpah dalam kehidupan kita masing-masing.
Om ano badrah kratavoyantu visvatah
Om santih santuh santih Om
Dumugi Rahayu sareng sami.